MAKALAH
“PENGGUNAAN KATA BAKU DAN TIDAK BAKU”
Di
susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah bahasa indonesi
Dosen
Pengampu : Ersila Devy Rinjani, MA.
Disusun Oleh
FIDAFATUL HIDAYATI (156050125)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PGMI
UNIVERSITAS WAHID
HASYIM SEMARANG
TAHUN AJARAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah bahasa baku
telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan istilah tidak
menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah
bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat
berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar. Mereka tidak
mampu membedakan antara bahasa yang baku dan yang nonbaku.
Slogan “Pergunakanlah
bahasa Indonesia dengan baik dan benar”, tampaknya mudah diucapkan, namun
maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika yang tidak berwujud
nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus menggunakan
bahasa baku. Demikian juga, masih ada cibiran bahwa bahasa baku itu hanya
buatan pemerintah agar bangsa ini dapat diseragamkan dalam bertindak atau
berbahasa.
Dalam
kondisi yang demikian itu, di dalam bab ini dibahas tentang pengertian bahasa
baku dan bahasa nonbaku, pengertian bahasa Indonesia baku, fungsi pemakaian
bahasa baku dan bahasa nonbaku. Terakhir, akan dibahas
tentang ciri-ciri bahasa baku dan bahasa nonbaku, serta berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Ragam Bahasa itu?
2. Bagaimana Kaidah-kaidah Bahasa Baku itu?
3. Bagaimana cara Menyunting Kesalahan Penulisan dan
Penggunaan Bahasa Baku pada Tulisan Karya Ilmiah?
C. Tujuannya :
1. Dapat mengetahui Ragam-ragam Bahasa
2. Dapat mengetahui Kaidah Bahasa Baku
3. Mengetahui cara menyunting kesalahan penulisan dan
penggunaan bahasa baku pada tulisan karya ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa Baku dan Tidak Baku
1. Bahasa Baku
Bahasa baku adalah ragam bahasa yang cara
pengucapan dan penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar. Kaidah standar
dapat berupa pedoman ejaan yang disempurnakan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus
umum.
Sebaliknya,
bahasa tidak baku adalah ragam bahasa yang cara Penggunaan ragam bahasa baku
dan tidak baku berkaitan dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Raga bahasa baku biasanya digunakan
dalam situasi resmi, seperti acara seminar, pidato, temu karya ilmiah, dan
lain-lain. Adapun ragam bahasa tidak baku umumnya digunakan dalam komunikasi
sehari-hari yang tidak bersifat resmi
B. Pengeritan Bahasa Tidak Baku
Bahasa nonbaku adalah ragam bahasa yang berkode berbeda dengan kode bahasa
baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam bahasa nonbaku dipakai
pada situasi santai dengan keluarga, teman, di pasar, dan tulisan pribadi buku
harian. Ragam bahasa nonbaku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang
dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan.
F. Ciri-ciri Bahasa Baku dan Tidak Baku
1. Ciri Bahasa Baku.
a.
tidak terpengaruh bahasa daerah.
b.
tidak dipengaruhi bahasa asing.
c. bukan merupakan ragam bahasa percakapan
sehari-hari.
d. pemakaian imbuhannya secara eksplisit.
e. pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat.
f. tidak terkontaminasi dan tidak rancu.
2.
Ciri Bahasa Tidak Baku
1.
walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti yang sama.
2. dapat terpengaruh oleh
perkembangan zaman.
3. dapat terpengaruh oleh bahasa
asing.
4. digunakan pada situasi
santai/tidak resmi.
G. Pemakaian Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku dengan Baik
dan Benar
Bahasa Indonesia baku dan nonbaku mempunyai kode atau ciri bahasa dan
fungsi pemakaian yang berbeda. Kode atau ciri dan fungsi setiap ragam bahasa
itu saling berkait. Bahasa Indonesia baku berciri seragam, sedangkan ciri
bahasa Indonesia nonbaku beragam. Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa
yang dibakukan atau yang dianggap baku adalah pemakaian bahasa Indonesia baku
dengan benar. Dengan demikian, pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar
adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal bahasa
baku.
Sebaliknya, pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan benar adalah
pemakaian bahasa yang tidak mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal baku,
melainkan kaidah gramatikal nonbaku. Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan
baik adalah pemakaian bahasa Indonesia yang mengikuti atau sesuai dengan fungsi
pemakaian bahasa baku. Pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan baik adalah
pemakaian bahasa yang tidak mengikuti atau sesuai dengan fungsi pemakaian
bahasa Indonesia nonbaku.
Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa Indonesia baik baku maupun
nonbaku saling mendukung dan saling berkait. Tidaklah logis ada pemakaian
bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak benar. Atau tidaklah logis ada
pemakaian bahasa yang benar tetapi tidak baik. Oleh karena itu, konsep yang
benar adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan pemakaian bahasa
yang benar atau sebaliknya.
H. Contoh Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku
Kita sering kesulitan menentukan kata yang baku dan kata yang tidak baku.
Berikut ini adalah daftar kata-kata baku bahasa Indonesia yang disusun secara
alfabetis.
No
|
Kata Baku
|
Kata Non Baku
|
1.
|
Aktif
|
aktip, aktive
|
2.
|
Alquran
|
Al-Quran, Al-Qur’an, Al Qur’an
|
3.
|
Apotek
|
Apotik
|
4.
|
Azan
|
Adzan
|
5.
|
Cabai
|
cabe, cabay
|
6.
|
Daftar
|
Daptar
|
7.
|
Doa
|
do’a
|
8.
|
efektif
|
efektip, efektive, epektip, epektif
|
9.
|
Elite
|
Elit
|
10.
|
e-mail
|
email, imel
|
11.
|
Februari
|
Pebruari, February
|
12.
|
Foto
|
Photo
|
13.
|
fotokopi
|
foto copy, photo copy, photo kopi
|
14.
|
Hakikat
|
Hakekat
|
15.
|
Ijazah
|
ijasah, izajah
|
16.
|
Izin
|
Ijin
|
17.
|
Jadwal
|
Jadual
|
18.
|
Jumat
|
Jum’at
|
19.
|
Karena
|
Karna
|
20.
|
Karismatik
|
Kharismatik
|
21.
|
Kreatif
|
kreatip, creative
|
22.
|
Lembap
|
Lembab
|
I.
Contoh kalimat baku dan tidak baku
1. Kalimat Tidak Baku
1. .Semua peserta daripada pertemuan itu sudah pada hadir.
2. Kami menghaturkan terima kasih atas kehadirannya.
3. Mengenai masalah ketunaan karya perlu segera diselesaikan dengan tuntas.
4. Sebelum mengarang terlebih dahulu tentukanlah tema karangan.
5. Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A melawan Regu B.
J. Contoh-contoh Kesalahan Berbahasa
Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan sang
pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau yang
menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performasi bahasa orang
dewasa.
Kesalahan berbahasa adalah pengguanan bahasa yang menyimpang dari kaidah
bahasa yang berlaku dalam bahasa itu. Penyimpangan kaidah bahasa dapat
disebabkan oleh menerapkan kaidah bahasa dan keliru dalam menerapkan kaidah
bahasa. Dalam pengajaran bahasa, dikenal dua istilah kesalahan (error) dan
kekeliruan (mistake).
Menurut Tarigan (1988: 87), kesalahan berbahasa
erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun
pengajaran kedua. Kesalahan berbahasa tersebut mengganggu pencapaian tujuan
pengajaran bahasa. Kesalahan berbahasa harus dikurangi bahkan dapat dihapuskan.
Kesalahan-kesalahan tersebut sering timbul dan banyak terjadi pada
penulisan-penulisan ilmiah.
Contoh 1: Kesalahan antarbahasa (interlingual
errors)
Dalam Bahasa Inggris
Salah Benar
1. I like do it. I like to
do it
2. Jim doesn’t likes
it. Jim doesn’t
like it.
3. I not craying. I
am not craying.
Adapun
kesalahan pada contoh satu (1) adalah tidak adanya kata pemisah diantara dua
kata kerja, yaitu like dan do yang seharusnya dipisahkan oleh
kata to. Pada contoh dua (2) kesalahan terjadi karena kesalahan grammar
atau tata bahasanya, yaitu apabila sebuah kalimat itu negatif (ditandai oleh
kata doesn’t), maka kata kerja setelahnya (like) tidak boleh
ditambahkan oleh akhiran s atau es dan pada contoh tiga (tiga)
kesalahan yang terjadi adalah tidak terteranya to be (am)atau
kata bantu pada kalimat berpola present continous tense.
Dalam Bahasa Indonesia
Salah Benar
1.
Saya suka nonton bola. Saya
suka menonton bola.
2.
Presiden resmikan pabrik baru. Presiden
meresmikan pabrik baru.
3.
Bapak ada rumah. Bapak ada di
rumah.
Pada
contoh satu (1) dan dua (2) kesalahan terjadi karena kata nonton dan resmikan,
kehilangan awalan me-, sedangkan pada contoh tiga (3) kesalahan yang terjadi
adalah akibat hilangnya atau tidak adanya partikel di- sebelum kata rumah.
Contoh 2: Kesalahan antarbahasa (interlingual errors)
adalah kesalahan-kesalahan yang
semata-mata mengacu pada kesalahan B2 yang mencerminkan struktur bahasa asli
atau bahasa ibu, tanpa menghiraukan proses-proses internal atau kondis-kondisi
eksternal yang menimbulkannya. Kesalahan antarbahasa merupakan kesalahan yang
sama dalam struktur bagi kalimat atau frasa yang berekuivalen secara semantik
dalam bahasa ibu sang pelajar. Kesalahan antarbahasa (interlingual) disebut
juga kesalahan interferensi, yakni: kesalahan yang bersumber (akibat) dari
pengaruh bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2).
Contoh:
Salah Benar
1. Dia datang Bandung dari. 1. Dia datang
dari Bandung.
2. Makanan
itu telah dimakan oleh saya. 2.
Makanan itu telah saya makan.
3. Tak apalah, it doesn’t matter. 3. Tak apalah, itu bukan
masalah.
4. Te‛nang,
bu. 4.
Tenang, bu.
Pada contoh satu (1) di atas adalah ucapan dari seorang anak Karo yang
belajar Bahasa Indonesia untuk mencerminkan susunan atau urutan kata frasa
proposisi dalam bahasa Karo (Bandung dari berarti ‘dari Bandung).
Pada contoh dua (2) kesalahan
terjadi karena tuturan yang digunakan dipengaruhi oleh bahasa Sunda
karena kalimat Sundanya adalah “makanan teh atos kuabdi”. Bila tuturan tersebut dituturkan kedalam
Bahasa Indonesia, maka seharusnya “makanan itu telah saya makan”. Hal itu
didasarkan pada struktur Bahasa Indonesia. Pada contoh tiga (tiga) kesalahan
terjadi karena adanya penggunaan unsur bahasa lain (Bahasa Inggris) ke'dalam
Bahasa Indonesia yaitu pada frase “ It doesn’t matter” yang memiliki
padanan kata “itu bukan masalah” dalam Bahasa Indonesia dan pada contoh
empat (4) merupakan contoh tuturan yang diujarkan oleh penutur Batak. Huruf “e”
pada kata tenang seharusnya dilafalkan lemah, bukan keras.
Selain dari contoh diatas juga masih banyak lagi
contoh-contoh dan jenis-jenis kesalahan berbahasa yang tidak dapat dapat
pemakalah sampaikan pada makalah ini.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan. Dengan
bahasa manusia dapat menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain. Pada bahasa
terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa nonbaku. Bahasa baku
merupakan bahasa standar atau pokok yang digunakan oleh masyarakat pada suatu
negara. Sedangkan bahasa nonbaku adalah bahasa yang berbeda dengan struktur
atau gaya baku, dan biasanya digunakan pada lingkungan atau keadaan tidak
resmi.
Bahasa Indonesia juga memiliki bahasa baku dan nonbaku. Bahasa Indonesia
baku pada umumnya sesuai dengan pola SPOK
dan biasanya dipelajari di sekolah dan digunakan pada lingkungan dan keadaan
yang resmi. Begitupun dengan bahasa Indonesia nonbaku. Masing-masing
bahasa baku dan nonbaku memiliki fungsi dan ciri yang berbeda. Baik itu bahasa
Indonesia baku dan nonbaku sebaiknya digunakan dan dipakai dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2003. Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Cavi. 2007. Linguistik.
(http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2139737-kata-baku-dan-tidak-baku/#ixzz2LAFl0NSl) dilihat pada hari Kamis, 11 September 2014
Keraf, G. 1991. Tatabahasa
Indonesia Rujukan Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Menengah. Jakarta:
Gramedia.
Marmoet. 2010. Bahasa
Baku dan Tidak Baku. (http://marmoet5.blogspot.com/2010/10/bahasa-baku-dan-tidak-baku.html) dilihat pada hari Kamis, 11 September 2014
https://www.academia.edu/5782653/Makalah_Analisis_Kesalahan_Berbahasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar